
Mereka menganggap mengemudi yang buruk itu keren.
Pelangi Casino - Sebuah studi belum lama ini mensurvei 1.000 pengemudi tentang dampakpermainan komputer, film, dan acara TV terhadap perilaku mengemudi. Hasilnya, 40 persen responden menyebut video game memicu munculnya pemikiran cara mengemudi buruk terlihat keren.
Dikutip dari Carscoops, Rabu 27 Maret 2019, studi di Inggris ini menunjukkan 1 dari 3 pengemudi merasa film dan acara TV tak terlalu berdampak pada cara mengemudi yang berbahaya. Namun, 29 persen responden setuju jika sikap mengemudi yang negatif bisa saja dipengaruhi oleh tayangan film seperti The Fast and Furious.
Studi yang dilakukan oleh ahli mengemudi untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun, Young Driver menunjukkan 1 dari 10 (9%) responden mengakui tontonan berupa aksi kebut-kebutan membuat mereka membayangkan akan terlihat lebih keren dan berusaha mencobanya.
Jumlah responden yang berpendapat sama bertambah menjadi 22 persen untuk mereka yang berusia 18-24 tahun.
Ketika responden yang merupakan orang tua ditanya tentang kemungkinan pemberian kesempatan anaknya untuk ugal-ugalan, hanya ada 11 persen yang setuju.
Riset ini juga menekankan bahwa separuh pengemudi muda yang kuliah, mengalami kecelakaan pada enam bulan pertama sejak lolos tes mengemudi.
Riset ini juga mengungkap fakta bahwa satu dari lima pengemudi di Inggris biasanya akan mengalami kecelakaan dalam beberapa bulan pertamanya mengemudi.
Riset ini juga menekankan bahwa separuh pengemudi muda yang kuliah, mengalami kecelakaan pada enam bulan pertama sejak lolos tes mengemudi.
Riset ini juga mengungkap fakta bahwa satu dari lima pengemudi di Inggris biasanya akan mengalami kecelakaan dalam beberapa bulan pertamanya mengemudi.
Otak Remaja Masih Berkembang
Pakar remaja, Nicola Morgan, mengatakan otak remaja masih berkembang dan terus berkembang sampai mereka berusia 20 tahun. Bagian otak yang paling akhir untuk berkembang adalah prefrontal cortex.
Bagian ini bertugas sebagai pusat pengendali dan penting untuk tugas seperti pengendalian diri, pembuat keputusan, analisis risiko, dan menolak.
“ Pada usia 17 tahun, remaja pada umumnya tak punya pusat kendali yang dikembangkan sepenuhnya,” kata dia.
Morgan mengatakan pusat kendali ini bisa membantu mereka untuk membuat keputusan dan mengendalikan emosi, termasuk emosi. Kalau berani ambil risiko, tak tertutup kemungkinan remaja akan mengesampingkan keselamatan.
Morgan mengatakan pusat kendali ini bisa membantu mereka untuk membuat keputusan dan mengendalikan emosi, termasuk emosi. Kalau berani ambil risiko, tak tertutup kemungkinan remaja akan mengesampingkan keselamatan.
“ Bahkan, jika tidak bermaksud demikian, mereka mungkin lebih didorong oleh kegembiraan,” kata dia.
0 Comments