Aksi Nekat Warga Gorontalo, Tangkap Buaya 500 Kg Hanya Pakai Tali

Aksi Nekat Warga Gorontalo, Tangkap Buaya 500 Kg Hanya Pakai Tali

Buaya tersebut di tangkap pada malam hari

Pelangi Casino Aksi nekat di lakukan wani, warga Desa Mootilango Duhidaa, Kabupaten Pohuwatu, Gorontalo. Pria 38 tahun ini menangkap seekor buaya dengan panjang badan lima meter dan berat 500 kilogram.

Bukan dengan alat cangih. Weni berhasil menakluhkan reptil raksasa itu hanya dengan seutas tali. Weni menangkap buaya itu ketika sedang mencari ikan di sungai pada malam hari.

Cahaya senter yang dia pakai untuk menerangi sungai secara tak di sengaja menyorot mata buata. Weni tidak mengira itu adalah mata buaya. Dia lalu mendekati dan baru menyadari itu adalah buaya.

Weni segera menuju gubuknya dan mencari tali. Dia juga di bantu anaknya, Fikran 15 tahun , untuk menangkap buaya tersebut.

" Saat  saya panggil anak saya, dia tidak menolak, kemudian kami pergi sama - sama menangkap buaya tersebut.

Setelah mengambil tali dan alat lainnya yang masih tradisional , Weni dan anaknya kembali  ke tempat buaya itu di temukan. Dalam waktu tidak terlalu lama, keduannya berhasil menangkap buaya tersebut,

Buaya itu di ikat dengan seutas tali. Keduannya kemudian membawa buaya itu ke pumukiman dan menjadi tontonan warga sebelum akhirnya di serahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA ) Gorontalo melalui kepolisian. 


Kepala BKSDA Malah Marah

Kepala BKSDA Gorontalo, Syamsul Hadju, justru tidak sepakat dengan langkah Weni menangkap buaya tersebut. Menurut dia, seharusnya buaya itu di biarkan hidup di alam bebas.

" Saya benar marah yang menangkap buaya ini saya sudah undang dan sudah di berikan peringatan untuk tidak menangkap lagi buaya yang ada di alam liarm kecuali buaya tersebut masuk ke lampung dan menyerang warga , nah barulah bertindak ," Kata Syamsudin.

Dia Juga menilai penangkapan buaya tersebut malah merepotkan BKSDA. Sebab pihaknya binggung menentukan lokasi pelepasan buaya tersebut.

Syamsudin khawatir buaya tersebut membahayakan warga jika di lepas ke sungai di Gorontalo.

" Kami ini dilema , akan di lepaskan di mana buaya ini sedangkan masih ada satu buaya belum kita rillis ini sudah ketambah lagi, di sisi lain kami memikirkan keselamatan orang banyak karena ini jenis buaya paling ganas," kata dia.

Kewalahan

Selain itu Syamsudin mengatkan pihaknya kewalahan merawat buaya ini karena porsi makan buaya tersebut tidaklah sedikit.

" Kalau hanya 10 ayam tidak cukup untuk dia setiap kali makan, " Ucap Syamsudin.

Sementara BKSDA tidak memiliki anggaran untuk hewan liar biasanya, BKSDA sebatas menerima titipan hewan yang sifatnya semenata.

"Lagi - lagi kami terkendala tempat untuk merilis, "kata dia.

Tak hanya itu, melepasliarkan hewan buas tidak bisa di lakukan sembarangan. Menurut Syamsudin , meski sudah di dapat lokasi yang tepat , pelepasaliaran harus mendapat izin dari pemerintah setempat


Post a Comment

0 Comments