Kini hanya tersisa satu ekor badak betina di Malaysia, mendorong spesies yang langka tersebut makin mendekati kepunahan.
Tam, seekor badak jantan Sumatra terakhir dilaporkan mati di Hutan Taman Marga Satwa Tabin, Lahad Datu, Sabah, Malaysia
Dengan begitu, hanya tersisa satu ekor badak betina di Malaysia. Sehingga spesies yang langka tersebut makin mendekati kepunahan.
Menurut Harian Online, Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Malaysia, Christina Liew, mengatakan bahwa Tam telah mencapai batasnya usai berjuang seminggu terakhir.
“ Dengan rasa dukacitanya, Tam mati tengah hari tadi... Kita sudah melakukan apa yang perlu dilakukan. Seminggu terakhir, kita melakukan penjagaan paliatif oleh petugas Borneo Rhino Alliance (BORA) selama 24 jam," Katanya.
Christina juga mengatakan, kematian Tam juga berkaitan dengan faktor usia, selain organ tubuhnya tidak berfungsi dengan baik.
Tam yang berusia lebih dari 35 tahun, hilang selera makan, dan kurang responsif sejak April lalu.
Tam yang berusia lebih dari 35 tahun, hilang selera makan, dan kurang responsif sejak April lalu.
“ Penyebab kematian akan diumumkan kemudian setelah autopsi dilakukan,” Tambah Christina.
Menurut World Wildlife Fund, kini jumlah badak bercula 1 hanya tersisa 80 ekor, sedangkan hanya segelintir dari mereka yang tersisa di belantara Indonesia.
Para ahli berharap dapat menggunakan teknik fertilisasi in-vitro (IVF) untuk menciptakan penerus badak Sumatera betina terakhir yang berada di Malaysia, Iman.
Metode tersebut akan melibatkan seekor badak jantan dari Indonesia.
Kepala Taman Marga Satwa Sabah, Augustine Tuuga, mengatakan bahwa ada masalah dengan rahim Iman sehingga tidak bisa hamil.
Meski demikian, badak betina itu masih bisa menghasilkan sel telur.
" Kita hanya harus menjaga badak yang tersisa. Hanya itu yang bisa kita lakukan, dan berupaya jika mungkin untuk bekerja sama dengan Indonesia," Ucap Tuuga.
0 Comments